Kami menetapkan target yang lebih tinggi untuk memotivasi semua teknisi. Sehingga kami dapat menciptakan gerakan yang halus dan akan membuat semua orang takjub

Bisakah Anda menceritakan tentang latar belakang pengembangan TV 4K Panasonic.

Mori: Kekuatan dan potensi dari gambar 4K jelas lebih baik, jadi teknisi Panasonic mulai mempertimbangkan pendekatan untuk gambar 4K pada tahap awal. Namun, dari segi standar dan teknologi, kami belum mencapai level yang memungkinkan transmisi sinyal 4K60p hanya melalui kabel HDMI. Sehingga jika dibandingkan dengan Full-HD, di mana kami mampu mencapai transmisi 1080/60p melalui kabel HDMI, konsumen akan kesulitan menggunakan fitur ini. Berawal dari ide tersebut, kami termotivasi untuk merealisasikan transmisi sinyal 4K60p melalui kabel HDMI untuk dapat menciptakan produk yang mudah digunakan oleh konsumen di masa mendatang. Itulah awal mula pengembangan dari TV 4K ini.

Dalam teknologi 4K, tolong ceritakan pentingnya "gerakan gambar yang mulus" yang dikembangkan oleh tim Anda. Dan bagaimana antusiasme seluruh anggota tim dalam mengerjakan proyek ini?

Nio: Jadi, TV terus berevolusi, dan kami memiliki target untuk merealisasikan era definisi 4K dan TV layar lebar, kami semua ingin menciptakan gerakan gambar yang lebih halus. Saya sering menonton film animasi bersama anak saya, dan saya berkata dalam hati, berharap agar gambar yang ditampilkan di layar lebar lebih bagus. Saya mulai berpikir bagaimana jika ukuran layar TV menjadi 37 atau 40 inci.

Mori: Ukuran maksimum untuk model CRT adalah 36 inci. Gambar yang semula ditampilkan dengan mulus dan halus akan terlihat pecah pada layar yang lebih lebar.

Nio: Saat ini, sehari-hari konsumen telah terbiasa menonton TV layar lebar dengan ukuran 40 inci. Dan ketika Anda menonton pada layar lebar dengan kualitas gambar 4K pada jarak yang lebih dekat, faktor gerakan yang mulus dan halus menjadi jauh lebih penting. Dan khususnya bagi anak-anak, kami ingin menghadirkan gambar yang mulus yang ramah lingkungan dan tidak merusak mata. Inilah yang memotivasi saya untuk berusaha sebaik mungkin dalam mewujudkannya.

Mori: Kami memang teknisi, namun pada saat yang sama kami juga termasuk konsumen, jadi kami tahu betapa pentingnya gerakan yang mulus untuk kualitas gambar 4K. Jadi kami menetapkan target yang tinggi dan mulai membuat daftar poin apa saja yang harus dicapai.

Tidak dapat mendeteksi vektor gerakan pasti membuat TV kesulitan membuat frame gerakan yang mulus ya.

Nio:  Ya, benar. Singkatnya, pembuatan frame adalah proses di mana kita membandingkan dua frame gambar input dan mendeteksi gerakan objek, lalu kita menggunakan vektor gerakan tersebut untuk membuat frame baru di antara kedua frame yang ada yang mampu mengekspresikan gerakan objek dengan mulus. Misalnya, kita ambil contoh gambar orang yang sedang berjalan mendekati dinding. Kita dapat mendeteksi vektor gerakan dengan membandingkan posisi orang tersebut yang ditampilkan pada kedua frame. Dengan kata lain, pada contoh ini kita dapat memprediksi bagaimana gerakan orang tersebut di antara kedua frame. Namun ada bagian yang cukup sulit di sini. Yaitu menampilkan bagian dinding yang tertutupi oleh orang tersebut pada frame lainnya. Dinding di depan orang tersebut semakin lama akan tertutup oleh bayangan. Di sisi lain, dinding di belakang orang tersebut semakin lama akan terlihat. Kita membandingkan dua frame pada adegan ini, masing-masing hanya menampilkan satu bagian saja, jadi akan sangat sulit untuk mendeteksi vektor gerakan, dan pada bagian ini cenderung akan timbul efek halo. Meskipun sebagian dinding tersebut tertutup oleh bayangan orang, namun dinding bersifat stasioner - tidak bergerak sehingga kita dapat membedakannya dengan mudah (berarti kita bisa langsung mendeteksi bahwa vektor gerakannya adalah nol). Namun, mesin TV akan sulit membedakannya. Dan ini menunjukan bahwa mata manusia memiliki kemampuan yang luar biasa dahsyat.
Tim kami mampu membuat mesin TV menganalisis vektor gerakan yang terdeteksi, dan menemukan lokasi gambar yang tersembunyi dan muncul dengan akurat. Dan hal ini memudahkan kami dalam mengatasi efek halo.

Mori: Kami telah mengumpulkan banyak sekali contoh adegan yang bermasalah selama beberapa tahun, dan kali ini, akhirnya semua itu terbayar. Sungguh sebuah harta karun bagi kami para 'pembuat' TV. Kami mendedikasikan diri dalam pengembangan TV selama bertahun-tahun, dan setiap tahun kami bekerja keras untuk terus meningkatkan produk kami agar dapat menampilkan gambar terbaik kepada para konsumen. Inilah salah satu kekuatan utama kami.

Kiuchi: Selama proses pengembangan, kami semua telah melihat bagaimana kualitas gambar 4K, dan faktor inilah yang memotivasi kami. Kami berkesempatan menonton gambar yang “setara dengan kualitas 4K” menggunakan layar 32 inci, monitor profesional, atau konfigurasi lainnya. Namun, ketika kami melihat gambar pada panel 4K yang pada awalnya sebenarnya dibuat sebagai purwa rupa, kami takjub dengan ketajaman kontras dan level definisinya. Para teknisi dibuat terkesima, mereka telah terlibat dalam produksi TV selama bertahun-tahun, dan kami yakin bahwa para konsumen juga akan sangat senang. Keinginan kami untuk menunjukkan keajaiban ini kepada konsumen semakin besar.

Adakah aspek positif lain yang dikembangkan selain reduksi pada efek halo?

Mori: Kami mengerjakan seluruh desain LSI di lab. Sehingga kami dapat menerapkan pengetahuan yang telah kami peroleh selama bertahun-tahun, serta lebih mudah menambahkan teknologi dan mekanisme baru (arsitektur) untuk penyempurnaan dan optimalisasi. Saslah satu kekuatan utama kami adalah karena kami dapat melakukan semua itu. Bukan hanya itu, mengembangkan LSI di lab adalah tugas yang sangat berat. Setelah kita membuat sebuah LSI, maka tidak akan dapat diperbaiki. Untuk membuat ulang akan memerlukan waktu yang sangat lama dan biaya yang cukup besar, jadi kami berusaha seteliti mungkin untuk membuatnya dengan memperhatikan detil dan mempersiapkannya dengan matang.